BIOLOGI-KU
Saturday, February 23, 2013
BIOLOGI DASAR
BIOLOGI DASAR
I. PENDAHULUAN
Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu—sampai tahun 1970-an—digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan").
Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.[1]
II. ASAL MULA BIOLOGI
Aristoteles dan biologi
Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).[2]
Didirikannya biologi modern
Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generalis et Dendrologia.
III. CAKUPAN BIOLOGI
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Pembagian Berdasarkan Kelompok Organisme
Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.
Pembagian Berdasarkan Organisasi Kehidupan
Kehidupan berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme, dari yang terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah sebagai berikut:
sel;
komunitas atau masyarakat;
ekosistem; dan
Kajian-kajian subindividu mencakup biologi sel, anatomi dan cabang-cabangnya (sitologi, histologi dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih rinci juga mungkin terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap organ atau sistem (biasa terjadi dalam ilmu kedokteran): pulmonologi, kardiologi, neurologi, dan sebagainya).
Tingkat supraindividu dipelajari dalam ekologi, yang juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau "fisiologi lingkungan", fenologi, serta ilmu perilaku.
IV. PERANAN BIOLOGI DAN INTERRAKSI BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN
Dalam perkembangan lebih lanjut, Biologi tidak berdiri sendiri. Sebagai suatu contoh Biologi berkembang pesat dengan ditemukannya berbagai alat yang bekerja berdasarkan prinsip Fisika, seperti mikroskop. Ini menunjukkan bahwa Biologi berhubungan erat dengan Fisika.Demikian juga dengan peristiwa pencernaan yang menggunakan berbagai enzim, pertumbuhan yang dipngaruhi oleh produksi dan fungsi hormon. Ini juga membuktikan bahwa Biologi berkaitan erat dengan Kimia.
Persoalan Biologi dapat timbul dari berbagai tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat molekuler, seluler, jaringan, organ, system organ, individu, populasi, ekositem, bioma hingga biosfer. Persoalan tersebut dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu cabang Biologi, bahkan ilmu lain. Oleh karena itu, Biologi memiliki peranan penting dalam kehidupan dan kelangsungan hidup suatu makhluk hidup.
Berbagai peranan Biologi bagi kehidupan diantaranya seseorang yang memahami Biologi akan bersikap dan bertindak berbeda dalam mengahadapi suatu permasalahan kehidupan dibandingkan orang yang tidak memiliki pemahaman Biologi. Banyak ditemukannya organisme penyebab penyakit seperti diare, TBC, tifus, demam berdarah,hingga AIDS oleh para ahli Biologi. Penemuan-penemuan penyakit ini akan memudahkan dalam penanggulangan, pengobatan, dan pencegahannya.
Penggunaan lahan tepi pantai untuk pertanian jenis tanaman padi yang tahan air garammerupakan salah satu hasil pemanfaatan penelitian Biologi. Penemuan varietas baru melalui kawin silang, teknik radiasi, serta kultur jaringan sebagai bukti adanya pemanfaatan Biologi di bidang pertanian. Biologi juga mempelajari tentang penjagaan dan pelestarian flora dan fauna. Di antaranya dengan pendataan berbagai spesies yang ada di dunia. Penggunaan ini berguna untuk mengetahui jumlah spesies sehingga dapat ditentukan tingkat keberadaanya. Selain itu, juga mempelajari perilaku hewan dan tumbuhan mengenai makanan, tempat hidup, dan perilaku kawinnya ini bertujuan untuk menjaga kelestaian dan keberadaannya di muka bumi. Dengan Biologi kita pelajaran bagaimana cara menjaga lingkunan dengan baik dan benar.
VIRUS
VIRUSES
A virus is a small infectious agent that can replicate only inside the living cells of an organism. Viruses can infect all types of organisms, from animals and plants to bacteria and archaea. Since Dmitri Ivanovsky's 1892 article describing a non-bacterial pathogen infecting tobacco plants, and the discovery of the tobacco mosaic virus by Martinus Beijerinck in 1898, about 5,000 viruses have been described in detail, Although there are millions of different types. Viruses are found in almost every ecosystem on Earth and are the most abundant type of biological entity. The study of viruses is known as virology, a sub-speciality of microbiology.
Virus particles (known as virions) consist of two or three parts: i) the genetic material made from either DNA or RNA, long molecules that carry genetic information; ii) a protein coat that protects these genes; and in some cases iii) an envelope of lipids that surrounds the protein coat when they are outside a cell. The shapes of viruses range from simple helical and icosahedral forms to more complex structures. The average virus is about one one-hundredth the size of the average bacterium. Most viruses are too small to be seen directly with an optical microscope.
The origins of viruses in the evolutionary history of life are unclear: some may have evolved from plasmids – pieces of DNA that can move between cells – while others may have evolved from bacteria. In evolution, viruses are an important means of horizontal gene transfer, which increases genetic diversity. Viruses are considered by some to be a life form, because they carry genetic material, reproduce, and evolve through natural selection. However they lack key characteristics (such as cell structure) that are generally considered necessary to count as life. Because they possess some but not all such qualities, viruses have been described as "organisms at the edge of life".Viruses spread in many ways; viruses in plants are often transmitted from plant to plant by insects that feed on plant sap, such as aphids; viruses in animals can be carried by blood-sucking insects. These disease-bearing organisms are known as vectors. Influenza viruses are spread by coughing and sneezing. Norovirus and rotavirus, common causes of viral gastroenteritis, are transmitted by the faecal–oral route and are passed from person to person by contact, entering the body in food or water. HIV is one of several viruses transmitted through sexual contact and by exposure to infected blood. The range of host cells that a virus can infect is called its "host range". This can be narrow or, as when a virus is capable of infecting many species, broad.Viral infections in animals provoke an immune response that usually eliminates the infecting virus. Immune responses can also be produced by vaccines, which confer an artificially acquired immunity to the specific viral infection. However, some viruses including those that cause AIDS and viral hepatitis evade these immune responses and result in chronic infections. Antibiotics have no effect on viruses, but several antiviral drugs have been developed.
A virus is a small infectious agent that can replicate only inside the living cells of an organism. Viruses can infect all types of organisms, from animals and plants to bacteria and archaea. Since Dmitri Ivanovsky's 1892 article describing a non-bacterial pathogen infecting tobacco plants, and the discovery of the tobacco mosaic virus by Martinus Beijerinck in 1898, about 5,000 viruses have been described in detail, Although there are millions of different types. Viruses are found in almost every ecosystem on Earth and are the most abundant type of biological entity. The study of viruses is known as virology, a sub-speciality of microbiology.
Virus particles (known as virions) consist of two or three parts: i) the genetic material made from either DNA or RNA, long molecules that carry genetic information; ii) a protein coat that protects these genes; and in some cases iii) an envelope of lipids that surrounds the protein coat when they are outside a cell. The shapes of viruses range from simple helical and icosahedral forms to more complex structures. The average virus is about one one-hundredth the size of the average bacterium. Most viruses are too small to be seen directly with an optical microscope.
The origins of viruses in the evolutionary history of life are unclear: some may have evolved from plasmids – pieces of DNA that can move between cells – while others may have evolved from bacteria. In evolution, viruses are an important means of horizontal gene transfer, which increases genetic diversity. Viruses are considered by some to be a life form, because they carry genetic material, reproduce, and evolve through natural selection. However they lack key characteristics (such as cell structure) that are generally considered necessary to count as life. Because they possess some but not all such qualities, viruses have been described as "organisms at the edge of life".Viruses spread in many ways; viruses in plants are often transmitted from plant to plant by insects that feed on plant sap, such as aphids; viruses in animals can be carried by blood-sucking insects. These disease-bearing organisms are known as vectors. Influenza viruses are spread by coughing and sneezing. Norovirus and rotavirus, common causes of viral gastroenteritis, are transmitted by the faecal–oral route and are passed from person to person by contact, entering the body in food or water. HIV is one of several viruses transmitted through sexual contact and by exposure to infected blood. The range of host cells that a virus can infect is called its "host range". This can be narrow or, as when a virus is capable of infecting many species, broad.Viral infections in animals provoke an immune response that usually eliminates the infecting virus. Immune responses can also be produced by vaccines, which confer an artificially acquired immunity to the specific viral infection. However, some viruses including those that cause AIDS and viral hepatitis evade these immune responses and result in chronic infections. Antibiotics have no effect on viruses, but several antiviral drugs have been developed.
Friday, February 22, 2013
Biology Info
Info Biologi
KEISTIMEWAAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)
Lalat buah (Drosophila melanogaster) mungkin bagi
kebanyakan orang merupakan hewan yang mengganggu dan menjijikan apalagi hewan
ini sering kali menjadi musuh bagi para penjual buah-buahan maupun penjual minuman
“jus”. Kehadirannya akan membuat para pembeli enggan membeli buah atau jus bila
tempat menyimpan buah-buahan ataupun sisa buah yg busuk atau kulit buah yang
dibuang di tempat sampah banyak dikerumuni oleh lalat ini. Namun siapa sangka,
lalat buah di tangan orang biologi terutama bagi orang yang berkecimpung dalam
bidang Genetika justru lalat buah menjadi “hewan
primadona”. Ya..ya lalt ini memgang
peranan yang penting dalam beberapa pengujian genetika, seperti dalam pengujian
Hipotesis Mendel, baik Hukum Mendel
1 atau Hukum Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum Pemisahan Secara Bebas,
pautan seks, crossing over, kromosm politen dan lain sebagainya.
Seperti yang
aku alamin juga pada semester 5 ada mata kuliah genetika dan sudah pasti pada
saat praktikum disuruh nyari si Lalat buah ini...(hihi dah kyk orang gila
deh..aku dan bebrapa temean2ku mencari ke tempat orang penjual jus ampe tiap
orang bikin umpan buah-buahan busuk (seperti pisang maupun kulitnya) sempet aja
kita2 dikira orang gila ya kyk ga ada kerjaan nangkepin nih lalat..hihi)...Tapi
ga apa2lah ya, demi kemajuan ilmu pengetahuan..
Buat liat info
lebih lengkap mengenai Keistimewaan dari Lalat buah ini, silahkan klik
attachment di bawah ini....
Orang yang
pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian Genetika adalah
Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan seks. Spesies lalat
buah, Drosophila melanogaster,
sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan
jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang
biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan
generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu. Karakteristik ini
menjadikan lalat buah menjadi organisme
yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.
Berikut
merupakan klasifikasi dari Drosophila
melanogaster (Borror,1992) :
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Spesies Drosophila melanogaster
Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah
(Drosophila melanogaster) sehingga
banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya :
1.
Lalat buah (Drosophila
melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat
sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. Biasanya
Lalat buah (Drosophila melanogaster)
dikembangbiakan dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari :
o
Molase
o
Agar Molase
o
Agar Pisang
o
Campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan
perbandingan 6:1
Jenis
medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran
antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan
untuk pemeliharaan.
2.
Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya
kurang lebih dalam 12 hari.
3.
Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
4.
Lalat buah (Drosophila
melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
5.
Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan
memiliki "Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar
ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati
di bawah mikroskop cahaya.
6.
Lalat buah (Drosophila
melanogaster) memiliki berbagai
macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat
buah (Drosophila melanogaster) ini
memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi)
yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.
7.
Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena
terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa
(imago).
Drosophila
melanogaster mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya
berwarna kuning kecoklatan. ( Borror, 1992 ). Telur Drosophila berbentuk benda
kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa
mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat
hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin
maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. ( Silvia, 2003 ). Telur Drosophila
dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di
anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang
keras dari telur tersebut. ( Borror, 1992 ).
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle,
tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke
dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus
betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio.
( Borror, 1992 )
Perkembangan dimulai segera setelah
terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti
ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. ( Silvia, 2003 )
Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago ( fase seksual dengan perkembangan
pada sayap ). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada
saat dewasa. ( Silvia, 2003 ).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada
trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior. ( Silvia, 2003 ).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva
muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama
dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama
periode pergantian kulit, larva disebut
instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit
pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut
hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva ( instar ketiga ) makan
hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga
merayp ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti
bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila,
destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit ( molting ) yang
berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke
instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan
dari pupa ke imago.
(
Ashburner, 1985 )
Selama makan, larva membuat saluran-saluran
di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat
dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada
dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan
melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan sperti lem yang dihasilkan
oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk puypa ( kepompong ).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula
menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar
4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap, dan kaki. Puparium ( bentuk terluar pupa ) menggunakan kutikula
pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa.
(
Ashburner, 1985 )
Struktur dewasa tampak jelas selama
periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult ( sebelum dewasa ) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa.
(
Silvia, 2003 )
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar
9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya
belum terbentang. Sementara itu, lalat betina kan kawin setelah berumur 8 jam
dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah
jantan.
Jenis-Jenis
Mutan dari Lalat buah ini, antara lain :
SUMBER
:
Anonymous.2006.www.duniasatwa.com/forums/archive/index.php/t-102.html
- 49k –
Anonymous.2006.www.iptek.net.id/ind/pd_invertebrata/index.php?id=80&ch=pd_ind_invertebrata2
- 14k –
Anonymous.2006.www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku_peta/bagian_07.html
- 12k
Borror.J.D,Triplehorn.Pengenalan Pengajaran Serangga.1992.Universitas
Gadjah Mada Press:Yogyakarta.
Ashburner, Michael. 1989.
Drosophila, A
Laboratory Handbook. USA :
Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror, D.J., Triplehorn, C. A., dan
Johnson, N.F. 1993. Pengenalan
Pelajaran
Serangga. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Campbell,Reece,Mitchell.BIOLOGI JILID I Edisi kelima.2004. Penerbit
Erlangga: Jakarta
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh
Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan
Biologi
Universitas Padjdjaran.
Strickberger, Monroe, W.
1962. Experiments in Genetics
with Drosophila.
London : John Wiley and Sons, inc.
Suryo.2005.Genetika
Strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito
Subscribe to:
Posts (Atom)